AMALAN
YANG DILARANG UNTUK DIKERJAKAN BAGI WANITA YANG SEDANG MENJALANI MASA HAID
Haid/ menstruasi adalah kodrati
setiap wanita. Oleh karena itu dalam agama Islam beberapa amalan yang dilarang
untuk dikerjakan oleh wanita ketika sedang menjalani masa haid/ menstruasi. Amalan-amalan
tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Shalat
Wanita yang sedang menjalani masa haid dilarang
untuk mengerjakan shalat. Hal ini didasarkan pada hadits dari Rasullah:
“Apabila
datang masa haidmu, maka tinggalkanlah shalat.” (HR. Muttafaqun Alaih)
2.
Puasa
Wanita yang sedang haid, tidak diperkenankan
untuk menjalankan ibadah puasa. Hal ini didasarkan pada sabda Rasulullah:
“Bukanlah
salah seorang di antara mereka (kaum wanita) apabila menjalani masa haid tidak
mengerjakan shalat dan tidak mengerjakan shalat dan tidak pula berpuasa?. Para sahabar
wanita menjawab: Benar.” (HR. Al-Bukhari)
3.
Membaca
Al-Quran
Bagi Wanita yang sedang menjalani masa haid diperbolehkan
membaca Al-Quran, akan tetapi tidak boleh menyentuh mushafnya.
4.
Menyentuh
Al-Quran
Diharamkan bagi wanita yang sedang haid
menyentuh Al-Quran. Hal ini didasarkan pada firman Allah:
“tidak
menyentuhya (Al-Quran), kecuali hamba-hamba yang disucikan.” (Al-Waqiah:
79)
Juga sabda Rasulullah:
“
Janganlah kamu menyentuh Al-Quran kecuali dalam keadaan suci.” (HR.
Al-Atsram)
5.
Berdiam
Diri dalam Masjid
Wanita yang sedang menjalani masa haid tidak
boleh berdiam diri di dalam masjid, dan diperbolehkan jika hanya sekedar
berlalu saja.
6.
Thawaf
Wanita Muslimah juga diharamkan melakukan thawaf
jika sedang menjalani masa haid. Sebagaimana Sabda Nabi kepada Aisyah:
“Kerjakanlah
sebagaimana orang yang menjalankan ibadah haji, kecuali kamu tidak boleh melakukan
thawaf di ka’bah, sehingga kamu benar-benar dalam keadaan suci.” (Muttafaqun
Alaih)
7.
Berhubungan
Badan
Seorang istri yang sedang menjalani masa haid
tidak diperkenankan bersetubuh selama hari-hari menjalani masa haidnya. Sebagaimana
firman Allah:
“Karena
itu, hendaklah kalian menjauhkan diri dari mereka pada waktu haid dan janganlah
kalian mendekati mereka, sebelum mereka benar-benar suci.”(Al-Baqarah: 222)
8.
Thalak
Menthalak istri yang sedang haid hukumnya haram.
Karena pelaksanaan thalak semacam ini disebut sebagai thalak bid’ah.
9.
Iddah
dengan perhitungan bulan
Allah berfirman
“Hendaklah
istri-istri yang dithalak dapat menahan diri (menunggu) selama tiga kali quru.”
(Al-Baqarah: 228)
10.Apabila
darah haid berhenti, diperbolehkan bagi wanita Muslimah mengerjakan sholat dan
puasa. Akan tetapi, tidak diperbolehkan terhadap selain dari keduanya kecuali
setelah mandi
Secara umum dapat dikatakan, bahwa jika darah
haid seorang wanita Muslimah telah berhenti dan belum melaksanakan mandi, maka
tidak berlaku baginya empat hukum yang berkenaan dengan haid, yaitu:
a. Terhapusnya
kewajiban shalat, karena pada saat itu masa haid masih berlangsung
b. Adanya halangan
yang disebabkan oleh tidak sahnya thaharah, karena haid
c. Larangan
mengerjakan puasa
d. Diperbolehkannya
thalak
11.Diperbolehkan
bercumbu dengan istri yang sedang haid, akan tetapi tidak boleh bersetubuh
dengannya
Bercumbu dengan istri yang sedang haid pada
baian-bagian di atas pusar dan di bawah lutut tetap diperbolehkan. Sedangkan bersenggama
dengan mereka sama sekali diharamkan
12.Kafarat
bagi istri yang haid yang disetubuhi suaminya
13.Wanita
hamil tidak mengalami masa haid
Apabila wanita yang sedang hamil mengeluarkan
darah, maka berarti itu merupakan darah kotor dan bukan darah haid.
14.Istri
pada masa mengalami istihadhah yang disetubuhi suaminya
15.Apabila
seorang wanita lupa atas hari haidnya
Apabila seorang wanita tidak ingat jumlah hari
haidnya, maka ia boleh mandi setelah enam atau tujuh hari dan selanjutnya boleh
mengerjakan shalat serta puasa.
16.Menjama’
antara dua shalat
17.Usia
minimal keluarnya darah haid
Usia terendah bagi wanita untuk menjalani masa
haid adalah sembilan tahun. Oleh karena itu, apabila ada seorang wanita yang
mengeluarkan darah melalui kemaluannya sebelum usia tersebut, maka itu bukan
darah haid.
18.Usia
maksimal keluarnya darah haid
Usia maksimal keluarnya darah haid bagi wanita adalah lima
puluh tahun.
(dikutip dari buku Fiqih wanita, Syaikh kamil Muhammad Uwaidah
)